Minggu, 10 Januari 2010

Badan Usaha Milik Petani

Ketika musim panen tiba, seharusnya menjadi saat yang menguntungkan bagi petani setelah sekian lama menunggu. Namun, ironisnya ditengah-tengah suasana kegembiraan karena hasil jerih payah selama masa tanam dan pemeliharaan telah membuahkan hasil, justru muncul kebingunan baru (setelah sebelumnya dibingungkan dengan sulitnya mendapatkan pupuk dan mahalnya harga pestisida dan sarana produksi yang lain), yaitu anjloknya harga jual terutama saat panen raya, yang tidak jarang mengakibatkan rendahnya penghasilan petani, bahkan petani rugi secara ekonomis.

Syukurlah, sejak setahun yang lalu telah dibentuk sebuah lembaga dengan nama Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dengan tujuan untuk memajukan petani dengan cara diajauk sebagai pengusaha, sehingga diharapkan para petani dapat memperoleh peningkatan pendapatan dari hasil usaha melalui pemanfaatan hasil panen.

Mudah-mudahan konsep yang baik tentang BUMP ini tidak mengulang kekurang berhasilan-kalau tidak boleh dikatakan kegagalan-program sebelumnya seperti BIMAS/INMAS, kelompok tani, KUD dan lain-lain yang belum sepenuhnya dapat meningkatkan keuntungan petani.

Semoga kita menjadi bangsa yang mau belajar dari kegagalan untuk meraih keberhasilan.


Sabtu, 12 Desember 2009

Tahun 2012 Pabrik Pupuk Kolaps

Setidaknya, begitulah menurut judul berita yang dilansir oleh REPUBLIKA terbitan hari ini, Sabtu 12 Desember 2009.

Kalau ini benar-benar terjadi, bagaimana nasib para petani di Lembur ? Sekarang saja yang katanya ketersediaan pupuk selalu cukup bahkan berlebih, setiap petani butuh di setiap musim tanam selalu saja berebut pupuk karena selalu langka di pasaran (di tingkat petani, tentunya).

Entahlah......?!!!

Satu-satunya harapan warga tani Ti Lembur, mudah-mudahan pemerintah segera (benar-benar....bukan sekedar slogan dan janji manis belaka) berpihak kepada para petani. amiiinnn......... !!!

Sabtu, 07 November 2009

Nyanyian Anak Lembur di Jawa Barat

Yong oyong gung....
Gung goongna rame..
Menak Ki Mastanu ..
Nu Jadi Wadana.....
Naha maneh kitu....
Tukang olo-olo.....
Loba anu biruk.....
Ruket jeung kompeni..
Niat jadi pangkat....
Katon kagorengan.....
Ngantos kanjeng dalem...
Lempa lempi lempong.....
Ngadu pipi jeung nu ompong.
Waktu kecil saya sering bermain bersama teman-teman di kampung menyanyikan lagu "kaulinan barudak" di atas, tanpa mengetahui apa maksud si pembuat lagu tersebut.

Setelah diamati, saya baru dapat meraba-raba maksudnya, yaitu kurang lebih bahwa zaman dahulu ketika masih dalam masa penjajahan, terutama zaman Belanda, banyak para gegeden (menak) yang bekerjasama dengan penjajah demi untuk mendapatkan kedudukan dan harta (Loba anu biruk...ruket jeung kompeni...niat jadi pangkat..), sehingga mulailah mereka menjadi penjilat, penghianat dan pemeras rakyat (katon kagorengan...).

Itu zaman penjajahan. Lalu bagaimana dengan masa kini, di masa mengisi kemerdekaan yang untuk meraihnya harus ditebus dengan harta dan nyawa para pahlawan. Nampaknya nyanyian ini masih relevan juga, hanya mungkin dalam bentuk yang agak berbeda. Apa perbedaannya....duka teuing ah..! Pikiran we masing-masing.

Sabtu, 23 Mei 2009

Herbal

BINAHONG PENYEMBUH LUKA


Binahong adalah sejenis tumbuhan merambat yang tumbuh baik dalam lingkungan yang dingin dan lembab. Sering digunakan sebagai gendola atau gapura yang melingkar di atas jalan taman. Tumbuhan yang berhasiat sebagai obat ini berasal dari daratan Tiongkok yang dikenal dengan nama asli Dheng San Chi. Di Indonesia sebenarnya sudah lama dikenal dengan nama Gendola (Basella rubra Linn). Tumbuhan ini telah dikenal memiliki kasiat penyembuhan yang luar biasa dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Di kawasan Asia Tenggara, tumbuhan ini merupakan konsumsi wajib penduduk Vietnam ketika melawan invansi Amerika, namun sayangnya tanaman ini masih asing untuk daerah Indonesia. Belum banyak literatur maupun penelitian ilmiah yang mengungkapkan khasiatnya. Namun, secara empiris, masyarakat memanfaatkannya untuk membantu proses penyembuhan beragam penyakit.

Menurut cerita, dalam perang Vietnam beberapa dekade lalu, tentara Amerika terheran-heran, bagaimana bisa tentara Vietkong terlihat segar bugar meski sebelumnya terluka parah. Setelah ditelusuri, obat mujarab untuk menyembuhkan luka luar maupun dalam akibat tembakan maupun goresan senjata tajam adalah binahong.

Seluruh bagian tanaman menjalar ini berkasiat dan dapat digunakan dalam terapi herbal, mulai dari umbi, akar, batang dan daunnya. Pemanfaatanya bisa direbus atau dimakan sebagai lalapan untuk daunnya. Tanaman ini tumbuh merambat. Sering digunakan sebagai gendola atau gapura yang melingkar di atas jalan taman. Ada yang menamainya binahong dan berasal dari Korea. Namun tanaman ini sebenarnya sudah lama ada di Indonesia dan biasa disebut gendola (Basella rubra Linn).

Cara paling mudah memanfaatkan binahong adalah dengan merebusnya atau sebagai campuran saat memasak mi instan dan dimakan langsung sebagai lalapan. Tentu saja, terlebih dulu binahong dicuci bersih di air yang mengalir.

Untuk pemakaian dalam : ambil rhizoma (umbi) secukupnya, dicuci bersih, kemudian direbus, setelah dingin disaring dan diminum 2-3 kali sehari, Cara ini untuk menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, kesegaran jasmani (tambah telur dan madu), mencegah stroke, asam urat dan sakit pinggang. Namun dapat pula umbinya dikeringkan, lalu ditumbuk halus, kemudian dimasukkan dalam kapsul 0,5 mh dan diminum 3 kali sehari.

Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Bahan ini untuk menyembuhkan memar karena terpukul, kena api (panas), rheumatik, pegal linu, nyeri urat, menghaluskan kulit.

Umbi dicampur bahan lain dengan cara direbus bersama daun sirih, temulawak dengan perbandingan ganjil: 7, 9, 13 untuk penyembuhan pembengkakan jantung, pembengkakan lever, kencing manis, kerusakan ginjal dan radang usus besar.

Batangnya untuk mengatasi kelemahan laki-laki, yaitu dengan cara diambil getahnya dioleskan pada penis, diamkan beberapa saat kemudian lakukan sanggama dengan istri. Kalau digodog dengan kencur (3 gelas menjadi 1 gelas) diminum tiap malam selama satu minggu, hasilnya juga oke punya.
Agar bekas operasi caesar cepat kering, ambil akar binahong yang batangnya merah sebanyak 15 gram. Setelah dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa setengahnya. Saring dan minum selagi hangat. Anda bisa menambahkan sedikit sereh atau gula batu bila suka.

Kasiat Binahong
Kasiat Utama
1. Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitan, segala luka-luka dalam, dan radang usus.
2. Melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah.
3. Mencegah stroke, maag, asam urat.
4. Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.
5. Wazir (ambeien)
6. Melancarkan buang air kecil, buang air besar.
7. Diabetes dll.

Kasiat Tambahan
1. Sariawan berat.
2. Pusing-pusing.
3. Sakit perut.

Senin, 16 Maret 2009

Tiga Nasihat

Pada suatu hari, ada seseorang menangkap burung. Burung itu berkata kepadanya, Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku. Nanti aku beri kau tiga nasihat. Si burung berjanji akan memberikan nasihat pertama ketika berada dalam genggaman orang itu. Yang kedua akan diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon dan yang ketiga ketika ia sudah mencapai puncak bukit.
Orang itu setuju, lalu ia meminta nasihat pertama. Kata burung itu, Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun engkau menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal. Orang itu pun melepaskannya dan burung itu segera melompat ke dahan. Disampaikannya nasihat yang kedua, Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti. Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana ia berkata, Wahai manusia malang! Dalam diriku terdapat dua permata besar, kalau saja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya.
Orang itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya, namun katanya, setidaknya, katakan padaku nasihat yang ketiga itu! Si burung menjawab, Alangkah tololnya kau meminta nasihat ketiga sedangkan yang kedua pun belum kau renungkan sama sekali. Sudah kukatakan padaku agar jangan kecewa kalau kehilangan dan jangan mempercayai hal yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada hal yang tak masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Aku pun tidak cukup besar untuk menyimpan dua permata besar! Kau tolol! Oleh karenanya kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang disediakan bagi manusia.
(Catatan: Dalam lingkungan darwis, kisah ini dianggap sangat penting untuk mengakalkan fikiran siswa sufi, menyiapkannya menghadapi pengalaman yang tidak boleh dicapai dengan cara-cara biasa. Di samping penggunaannya sehari-hari di kalangan sufi, kisah ini terdapat juga dalam karya klasik Rumi, Matsnawi. Kisah ini juga ditonjolkan dalam Kitab Ketuhanan karya Fariduddin Aththar, salah seorang guru Rumi. Kedua tokoh sufi itu hidup pada abad ketiga belas.)

Longtail Video :